Wisata Alam Mamuju yang tak tersentuh

Wisata Alam Mamuju yang tak tersentuh
Campaloga

Sabtu, 25 Juli 2009

Pengadilan Praduga Bersalah dan Peribahasa Planet Mars

Tatkala bom *boarrrrrr* maka kehebohan bergelora. Muncullah tampank2 yang memberi statement yang diarahkan ke fihak2 yang tidak disukainya. Pastinya apapun yang mereka katakan MASYARAKAT TAK PUNYA AKSES UNTUK MEMBUKTIKAN STATEMENT2 TSB.

Makanya demi menghormati PUBLIK yang sejatinya punya Hak Kejelasan Informasi. Artinya TIDAK BOLEH ADA ORANG MEMBERI STATEMENT YANG TIDAK DISERTAI PERTANGGUNG JAWABAN ATAS STATEMENT TSB. Mangnya ini negara isu apa ¿ Heuheuheu..
Dus, baik PENUDUH maupun TERTUDUH harus diminta keterangannya alias dipanggil at least sebagai saksi. Praduga itu Bersalah, jika dia terus dibiarkan "mengambang". AB Ba'asyir, Hendropriono, CIA, aparat, JI, pesantren Islam, sopir truck (dgn nama kekristen2an) Israel n siapapun yang masuk dalam gelanggang Penuduh or Tertuduh seharusnya dimintakan klarifikasinya, demi kejelasan siapa jatidiri mereka.
Apakah pengadilan sudah cukup kuat untuk melaksanakan itu ¿ tanyalah pada rumput yang bergoyang... :P Tapi yang jelas, spt peribahasa Planet Mars: SESUATU YANG MENGAMBANG ITU TAK SEDAP AROMANYA.
Yang aslinya dalam bahasa Mars berbunyi:
lo' mu kale mo tongko. sema ko mangsudu..beeeee...... Heuheuheu... ^_~

sistem korupsi ternyata berawal dari kampus...

entah ini hanya ada di kampus saya ..... atau tidak tetapi ini nyata!
Mahasiswa yang katanya memiliki peran besar dalam reformasi bangsa ini tidak dapat dipungkiri melakukan tindak korupsi pula. berawal dari pembuatan proposal kegiatan, sampai mekanisme pencairan dana. setiap mahasiswa aktivis pasti beralasan bahwa itulah sistem di kampus, bahwa uang tak akan cair bila tidak ada laporan penggunaan dana terlebih dahulu, maka dari itu stempel-stempel yang digunakan pada laporan pembelanjaan dana adalah stempel palsu atau meminta stempel fiktif.
Pengalaman ini saya dapat ketika saya berada pada kepengurusan salah satu organisasi kampus. selain itu berbagai potongan yang diberikan oleh kampus membuat mahasiswa mengajukan dana pada proposal terkesan mengada-ada, karena kembali lagi pada alasan klasik bahwa mahasiswa juga tidak mau tombok.
Jika dari bangku kuliah saja diajarkan sistem seperti itu, saya tidak heran, petinggi-petinggi bangsa ini yang notabene dulunya kebanyakan juga aktivis, melakukan tindak pidana yang dulu dia koar-koarkan untuk dibabat habis, sekarang dikoar-koarkan (meski tidak kentara) untuk dilegalkan melalui berbagai jalan termasuk suap menyuap.
Sistem ini dipertahankan oleh para birokrat kampus karena sistem ini adalah sistem warisan yang ternyata memang menguntungkan mereka, saya jamin seratus persen bahwa negara selalu dirugikan oleh para birokrat kampus, karena saya berkali-kali menerima pesanan barang keperluan kampus yang harganya jauh di bawah harga yang tertera di laporan keuangan fakultas yang ditujukan kepada negara. UUUUhhhhh, memang dunia sudah gila, dan yang saya takutkan adalah itu akan kembali kepada saya.....doakan yah, ketika saya sudah menginjak masa dewasa (sudah lulus-red) saya tidak terjerumus ke surga dunia... amiiin